Powered By Blogger

Selasa, Juli 22, 2008

Improving Learning

LAPORAN HASIL PENELITIAN Implementasi Improving Learning Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Keaktivan Belajar Siswa Pada Pembelajaran Matematika A. Dialog Awal Dialog awal dilaksanakan oleh peneliti, kepala sekolah SMP Muhammadiyah 1 Surakart dan guru matematika kelas VIII, yaitu Bapak Agus Budi H selaku guru matematika untuk kelas VIII E, F, G dan bapak H. Pardiman Warid selaku guru matematika kelas VIII A, B, C, D. Dialog awal yang dilaksanakan pada hari senin tanggal 22 Oktober 2007 tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada pada siswa kelas VIII di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta. Dari sini diketahui bahwa permasalahan mendasar tentang keaktifan siswa di kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Surakarta adalah bahwa keberanian siswa untuk bertanya, menjawab pertanyaan serta keberanian untuk maju ke depan masih sangat kurang, walaupun sebanarnya mereka bisa. Salah satu faktornya adalah mereka takut jika jawaban yang diutarakan salah dan malu jika dianggap belum paham. Dalam dialog awal juga dibicarakan cara-cara peningkatan keaftivan siswa dalam pembelajaran matematika yang terfokus pada interaksi antara guru dan siswa. Peserta dialog juga membicarakan model dan alternatif pembelajaran yang akan dipraktekkan dan dikembangkan. Dari dialog ini disepakati penanganan masalah peningkatan keaktivan siswa dalam pembelajaran matematika yaitu melalui improving learning dengan teknik inquiry, tanya jawab. diskusi kelompok, LKS dan drill yang akan diterapkan pada masing-masing kelas. Selain membicarakan masalah dan alternatif penangananya, juga ditentukan materi ajar apa yang akan diberikan. Materi ajar yang dipilih yaitu tentang Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV). Dengan pertimbangan dalam SPLDV diperlukan adanya tingkat pemahaman yang berurutan. B. Perencanaan 1. Observasi Awal Observasi awal dilakukan oleh lima peneliti masing-masing di kelas VIIIB, VIIIC, VIIIE, VIIIF dan VIIIG. Tujuan dari dilakukanya observasi awal adalah untuk mengetahui secara langsung permasalahan pembelajaran di kelas terutama yang berkenaan dengan keaktivan siswa. Secara umum permasalahan yang muncul pada observasi awal adalah siswa akan menjawab pertanyaan dari guru jika ditunjuk oleh guru, guru tidak memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya, ketika siswa diberi soal untuk dikerjakan, banyak siswa yang tidak mengerjakan dan kebanyakan siswa pasif dalam mengikuti pelajaran. 2. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Kegiatan pembelajaran pada penelitian tindakan kelas ini diawali dengan membuat perencanaan pembelajaran. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini berisi tentang standar kompetisi, kompetisi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran serta materi pembelajarab. RPP dibuat oleh peneliti berdasarkan silabus yang ada. RPP digunakan oleh peneliti sebagai acuan untuk melakukan kegiatan pembelajaran bagi siswa. Rencana pelaksanaan pembelajaran terlebih dahulu dikonsultasikan oleh kelima peneliti kepada guru matematika pada minggu ketiga bulan Oktober. Secara keseluruhan revisi yang dikonsultasikan kepada guru matematika mengalami revisi sebanyak tiga kali. Pembelajaran dalam PTK ini kelas VIIIE, VIIIF dan VIIIG dilakukan oleh guru matematika sedangkan kelas VIIIB dan VIIIC dilakukan sendiri oleh peneliti berdasarkan kesepakatan yang telah tetapkan. C. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas 1. Putaran I Putaran I dilaksanakan pada minggu pertama bulan November. Indikator pembelajaranya adalah membedakan PLDV dan SPLDV. a) Tindakan kelas putaran I Adapun skenario pembelajaran yang telah dilakukan oleh kelima peneliti yaitu : Metode inquiri Diterapkan pada kelas VIIIC yang dilakukan oleh Hema Nur Farida sebagai pengajar dan Bapak Pardiman Warid serta Multi Yulia Sari sebagai observator. · Pada awal pembelajaran, guru menjelaskan proses pembelajaran yang akan dilakukan yaitu dengan metode inquiry/siswa akan menemukan jawaban atas pertanyaanya sendiri dengan bantuan guru. Untuk mendukung hal tersebut, masing-masing siswa diberikan suatu lampiran yang berisi format laporan hasil belajar (terlampir), kemudian guru menjelaskan tujuan pebelajaran. Tahap merumuskan masalah · Langkah awal pembelajaran inquiry adalah siswa harus tau masalah apa yang akan dicari/dipecahakn. Oleh karena itu, setiap awal pembelajaran guru bersama-sama dengan siswa merumuskan masalah yang akan diselesaikan /dicari jawabanya. Rumusan masalahnya yaitu, “apakah perbedaan antara PLDV dan SPLDV?” Tahap observasi, menganalisis kemudian mengkomunikasikan jawaban sementara · Untuk mendapatkan jawaban tersebut guru memberikan contoh-contoh PLDV kemudian meminta siswa untuk membuat tiga contoh PLDV dan bukan PLDV lalu siswa diminta untuk menuliskan di papan tulis. dari siswa : “mengapa itu bukan PLDV?” Pertanyaan dari guru : ‘apakah ini PLDV ? ‘ · Guru memberi satu contoh PLDV 2x + y = 5 kemudian siswa diminta untuk mencari penyelesaianya jika x = 1, 2, 3 dan 4. karena siswa belum bisa maka guru menjelaskan dengan mengerjakan x = 1 dan x = 2. kemudian untuk x = 3 dan x = 4 ada siswa yang mau maju untuk mengerjakan. Siswa yang mengerjakan x = 3 benar, dan yang x = 4 salah, letak kesalahan pada memindahkan suku dengan variabel x ke ruas kanan. · Setelah ditemuan beberapa penyelesaian, siswa diminta untuk menggambarkan grafiknya di papan tulis. Ada siswa yang maju dan menggambarkan dengan benar. Pertanyaan dari siswa : kebanyakan menanyakan langkah-langah penyelesaian PLDV yang belum paham. Pertanyaan dari guru : berapa banyak penyelesaian PLDV tersebut ? dan grafik penyelesaianya berupa apa ? o Dari pembelajaran yang telah dialami, siswa diminta untuk menuliskan pemahamanya mengenai bentuk umum PLDV, banyaknya penyelesaian pada PLDV, gambar grafik berupa apa dan pengertian PLDV. Langkah yang sama juga dilakukan dalam rangka menemukan apa itu SPLDV. o Guru meminta siswa untuk menyebutkan perbedaan PLDV dan SPLDV kemudian meminta siswa untuk menanggapi, jika masih ada yang kurang tepat dibenarkan oleh guru. Tahap pengumpulan fakta o Siswa diminta untuk menyajikan perbedaan PLDV dan SPLDV dalam bentuk tabel sebagai hasil jawaban dari rumusan masalah. Metode tanya jawab Diterapkan pada kelas VIIIB yang dilakukan oleh Multi Yulia Sari sebagai pengajar dan Bapak Pardiman Warid serta Yunia Rahmawati sebagai observator. Pada putaran pertama, tindakan dilakukan dengan menggunakan metode tanya jawab. Diawali dengan guru memberikan contoh tentang PLDV dan penyelesaiannya serta SPLDV dan penyelesaiannya. Kemudian guru memberikan lembar pertanyaan kepada setiap siswa, lembar pertanyaan tersebut berisi soal tentang PLPV dan SPLDV. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menulis jawaban pada selembar kertas, kemudian guru menawarkan kepada seluruh kelas untuk membacakan jawaban yang diperoleh. Tetapi tidak ada siswa yang tunjuk jari. Kemudian guru menunjuk salah satu murid untuk membacakan jawaban yang dimilikinya. Selanjutnya guru menunjuk siswa lain memberikan tanggapan atas jawaban temannya. Dari kedua jawaban yang diperoleh, guru menyimpulkan jawaban yang benar. Pada pertanyaan kedua dan seterusnya, sudah ada siswa yang berani unjuk jari dan mengutarakan jawabannya tanpa diminta. Tetapi untuk menanggapi jawaban dari temannya, siswa masih kurang berani. Guru juga memberikan latihan mandiri yang terdiri dari 3 soal. Saat diberi lembaran soal latihan mandiri, kebanyakan siswa mengeluh dan menggerutu, sehingga waktu untuk mengerjakan soal, sebagian besar malah digunakan untuk berbincang-bincang dengan siswa lain. Sewaktu mengerjakan soal latihan mandiri, guru berkeliling kelas, kalau-kalau ada siswa yang bertanya. Tetapi hanya ada 2 orang siswa yang berani bertanya. Kedua orang tersebut sama-sama menanyakan bagaimana cara mengerjakan soal yang sedang mereka kerjakan. Guru memberikan pengarahan kembali bagaimana soal tersebut harus dikerjakan. Pada akhir pembelajaran guru memberikan PR dan juga menyimpulkan kembali tentang perbedaan antara PLDV dan SPLDV dengan melibatkan siswa secara aktif. Metode diskusi kelompok Diterapkan pada kelas VIIIE yang dilakukan oleh Bapak Agus Budi Hartono, S.Pd sebagai pengajar dan Yunia Rahmawati sebagai observator. Pembelajaran matematika kali ini dimulai dengan salam dan menjelaskan materi yang akan dipelajari hari ini. Walaupun tidak secara gamblang, guru menyampaikan tujuan dari pembelajaran dan gambaran umumnya. Dalam menyampaikan materi guru tidak mengalami kesulitan. Materi pada putaran pertama adalah perbedaan SPLDV dan PLDV serta menyatakan suatu variabel dengan variabel yang lain. Siswa yang mengikuti putaran pertama sebanyak 35 siswa. Setelah selesai menjelaskan, guru membentuk kelompok diskusi yang terdiri dari lima orang setiap kelompoknya. Pembentukan kelompok didasarkan pada kemampuan awal mereka, yaitu dilihat dari hasil nilai Mid yang dilakukan beberapa waktu yang lalu. Dalam membentuk kelompok, siswa agak sedikit gaduh namun masih bisa dikendalikan. Kegiatan diskusi untuk kegiatan pertama berlangsung selama lebih sepuluh menit. Saat berdiskusi ada sebagian siswa yang aktif dan ada pula yang diam saja. Pada menit-menit pertama sebagian siswa masih berbicara sendiri sehingga suasana kelas menjadi gaduh. Siswa juga berjalan-jalan ke kelompok lain. Guru berkeliling menenangkan siswa dan memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan. Saat guru berkeliling tidak ada siswa yang bertanya kepada guru dan kebanyakan mereka bertanya kepada teman masing-masing. Selain mereka bertanya dengan teman sekelompoknya, para siswa juga bertanya dengan kelompok diskusi yang lain. Kebanyakan mereka bertanya tentang cara pengerjaan dan apakah jawabannya sudah benar. Setelah selesai berdiskusi, lembar diskusi dikumpulkan dan dibahas bersama-sama dengan guru. Ada dua kelompok mengemukakan hasil diskusinya di depan kelas. Karena berhasil mengerjakan dengan sempurna dan guru pun memberikan penghargaan kepada mereka dengan memberikan tepuk tangan tangan yang meriah. Guru membahas bersama dengan cara memberikan komentar tehadap hasil diskusi kedua kelompok tersebut. Kesimpulan diperoleh dengan melibatkan siswa secara aktif. Setelah diskusi kegiatan pertama selesai siswa mulai berdiskusi lagi mengerjakan kegiatan kedua yaitu membahas soal-soal. Soal dikerjakan dibuku masing-masing dan diakhir pembelajaran buku dikumpulkan. Karena waktunya hampir habis hanya sedikit soal yang dikerjakan dan dibahas bersama-sama. Saat pembahasan soal siswa ikut memberikan pendapat dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru walaupun hanya beberapa siswa yang aktif menjawab. Setelah latihan terkontrol selesai dibahas murid kembali ketempat masing-masing untuk mengerjakan latihan mandiri. Untuk latihan mandiri ini guru memberi waktu sekitar sepuluh menit. Dalam mengerjakan latihan ini siswa juga masih ada yang bertanya temannya. Sebelum latihan mandiri dikumpulkan guru menyimpulkan kembali materi dengan bantuan siswa dan guru menutup pelajaran dengan salam. Metode LKS (Lembar Kegiatan Siswa) Diterapkan pada kelas VIIIG yang dilakukan oleh Bapak Agus Budi Hartono, S.Pd sebagai pengajar dan Nina Ariesta sebagai observator. Skenario pembelajaran yang dilakukan dengan metode ini adalah : 1. Guru membuka pelajaran 2. Guru memberi motivasi kepada siswa. 3. Guru membahas PR 4. Guru mengingatkan siswa pada materi sebelumnya 5. Guru dibantu peneliti membagikan LKS yang sudah dipersiapkan oleh peneliti. 6. Guru memberi waktu 10 menit untuk mempelajari materi dalam LKS. 7. Guru menanyakan kepada siswa, apakah ada yang mengalami kesulitan. 8. Guru Membantu siswa yang mangalami kesulitan 9. Guru menyuruh siswa untuk mengerjakan latihan pada LKS 10. Membahas latihan 11. Membuat kesimpulan dengan melibatkan siswa. 12. Memberi tugas rumah yang diambil dari LKS 13. Menutup pelajaran. Metode drill Diterapkan pada kelas VIIIF yang dilakukan oleh Bapak Agus Budi Hartono, S.Pd sebagai pengajar dan Priono sebagai observator. Pada tahap pendahuluan guru memberitahukan materi apa yang akan dipelajari kemudian, guru menginformasikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, guru memotivasi siswa dengan meyakinkan siswa bahwa materi yang akan dipelajari sangat erat hubungannya dengan permasalahan sehari-hari. Pada kegiatan inti, guru menjelaskan materi pelajaran kemudian, guru memberikan contoh soal yang sesuai dengan materi dengan melibatkan secara aktif kemudian, guru memberikan soal latihan terkontrol kepada siswa, dalam memberikan latihan terkontrol guru guru melakukan bimbingan kepada siswa.Setelah selesai mengerjakan soal latihan guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa, siswa diminta untuk mengerjakan soal di depan kelas. Kemudian setelah selesai mengerjakan soal latihan terkontrol guru memberikan latihan mandiri yang mana latihan ini sekaligus dijadikan untuk mengetahui perkembangan prestasi siswa pada setiap tindakan. Dalam mengerjakan latihan mandiri guru menyarankan untuk dikerjakan sendiri. Hasil dari latihan mandiri dikumpulkan untuk dinilai. Apabila masih ada waktu guru membahas salah satu soal latihan mandiri dengan meminta siswa mengerjakan didepan kelas. Pada akhir pembelajaran,guru memberikan rangkuman pada akhir pelajaran dengan melibatkan secara aktif para siswa,guru memberikan tugas kepada siswa, guru memberikan arahan kepada siswa yang berkaitan dengan tugas yang diberikan. b) Refleksi Putaran Pertama Dalam pengambilan keputusan secara efektif perlu dilakukan refleksi yaitu merenungkan apa yang telah terjadi dan tidak terjadi. Mengapa segala sesuatu terjadi dan atau tidak terjadi pada observasi implementasi tindakan serta mencari solusi atau jalan alternatif lainnya yang perlu ditempuh pada perencanaan tindakan selanjutnya. Hasil refleksi itu digunakan untuk menetapkan langsung lebih lanjut dalam upaya mencapai tujuan penelitian. Kegiatan refleksi ini dilakukan setiap akhir pembelajaran matematika, tetapi secara informal dapat dilakukan dialog menangani masalah yang muncul. Refleksi selalu dilakukan oleh kelima peneliti setelah melakukan tindakan bersama observator, guru matematika dan pembimbing di waktu yang berbeda. Hasil refleksi yang telah dilakukan oleh kelima peneliti antara lain : Metode inquiry Dari putaran pertama, diidentifikasi permasalahan yang dihadapi oleh siswa, berkaitan dengan keaktifan yang masih cenderung rendah. Permasalahan tersebut adalah siswa yang aktif hanya itu-itu saja yaitu bangku nomor C4 B7 D10 A5 C8 C6 B4 B6 C2 B1 B2 B8 C1 C3, siswa banyak yang menjawab tetapi tidak berani/enggan untuk tunjuk jari. Masukan/komentar dari guru matematika yang ikut mengawasi adalah siswa yang kurang aktif agar lebih diperhatikan dan agar siswa yang lain mau aktif ditunjuk saja. Metode tanya jawab Dari putaran pertama, diidentifikasi permasalahan yang dihadapi oleh siswa, berkaitan dengan keaktifan yang masih cenderung rendah. Permasalahan tersebut adalah perasaan malu dengan guru dan juga teman sekelas. Rasa malu ini timbul karena siswa belum terbiasa mengungkapkan pendapat (berbicara) didepan umum, dan juga khawatir jika jawaban yang diberikan salah. Siswa juga merasa malas untuk menjawab pertanyaan dalam lembaran soal mereka mengeluh capek menulis. Berdasarkan permasalahan yang ditemukan pada putaran pertama, peneliti bersama teman kolaborasi (teman sejawat dan guru matematika) membuat perencanaan pengajaran yang akan dilaksanakan pada putaran kedua. Rencana tersebut menekankan pada pertanyaan-pertanyaan yang memancing daya pikir siswa, yang diberikan secara lisan. Selain itu, pada putaran ke-2 yang akan dilaksanakan, siswa dituntut untuk lebih aktif maju ke depan kelas untuk mengerjakan soal. Metode diskusi kelompok Refleksi ini dilakukan pada tanggal 10 November 2007. saat refleksi, peneliti membicarakan mengenai apa yang terjadi dan tidak terjadi. Refleksi ini didasarkan pada instrument yang telah dibuat sebelumnya. Beberapa hal yang perlu dibenahi dalam pembelajaran yaitu : pengkondisian waktu yang kurang tepat sehingga tidak semua soal bisa dibahas. Guru kurang menumbuhkan kepercayaan diri siswa dan guru juga tidak memberikan penguatan kepada siswa yang belum berhasil. Dalam membahas soal guru kurang melibatkan siswa. Dalam menjelaskan materi guru sudah bagus dan menguasai materi. Untuk keaktivan siswa sendiri cenderung meningkat tetapi masih perlu ditingkatkan lagi. Dalam melakukan diskusi, siswa belum bisa bekerjasama dalam kelompok dengan baik. Metode LKS Pada refleksi I dibahas: a. Apa yang kurang dalam tindakan I: i. masih banyak siswa yang tidak mengerjakan latihan di LKS ii masih banyak siswa yang mengerjakan salah b. Apa kelebihan dari tindakan I i. Dengan pemberian LKS lebih efisien waktu. Karena guru tidak banyak menghabiskan waktu untuk menerangkan, dan siswa tidak perlu mencatat banyak, karena sudah ada materi dari LKS, cukup menambahkan Materi-metri yang belum ada. ii. Cara guru memberi motivasi kepada siswa sangat baik, sehingga siswa sudah mulai tidak malu mengerjakan soal di depan kelas, siswa juga sudah mulai tidak takut salah. c. Perencanaan Tindakan 2 Membahas tentang langkah selanjutnya pada tindakan II. Metode drill Setelah melakukan tindakan I, dilakukan refleksi pada hari Sabtu tanggal 10 November 2007 yang berlangsung selam 45 menit antara guru matematika dan tiga teman sesama peneliti di SMP Muhammadiyah I Surakarta. Kegiatan refleksi ini mendiskusikan hasil dari observasi kelas putaran I dan diperoleh kesepakatan antara lain kebanyakan siswa tidak berani bertanya karena takut dan malu, kebanyakan siswa masih belum berani maju mengerjakan soal karena takut salah, dalam menjawab pertanyaan guru masih belum terkondisikan sehingga semuanya perlu adanya motivasi, pemahaman siswa, ketrampilan siswa dan ketelitian siswa juga belum terlau nampak/masih kurang sehingga perlu adanya bimbingan yang lebih intensif. Guru belum menjelaskan tentang aturan tugas yang diberikan. Hasil diskusi yang dilakukan dalam refleksi I dijadikan acuan untuk memperbaiki pada tindakan II. c) Evaluasi putaran I Kegiatan ini sebagai proses pengumpulan data, mengolah data dan menyajikan informasi sehingga bermanfaat untuk pengambilan keputusan tindakan. Evaluasi diarahkan pada penemuan dari bukti-bukti dari peningkatan keaktifan siswa belajar matematika yang terjadi setelah suatu tindakan. Metode inquiry Pada putaran I ini keaktivan siswa sudah mulai tampak, diantaranya siswa yang bertanya sebanyak 10 orang (25.64%), yang menjawab pertanyaan sebanyak 5 orang (12.82%), yang berani maju ke depan sebanyak 8 orang (20.51%), yang mengerjakan soal sebanyak 22 orang (56.41%) dan siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 11 orang (28.20%). Metode Tanya jawab Setelah putaran pertama dilakukan, didapatkan data sebagai berikut : Siswa yang menjawab atau memberi tanggapan atas pertanyaan guru adalah sebesar 11 anak (29,7%), yang bertanya kepada guru tentang pelajaran ada 4 siswa (10,8%), mengerjakan soal-soal yang diberikan ada 89,2% (33 anak), sedangkan siswa yang mengerjakan soal didepan kelas sebanyak 4 orang (10,8%), siswa yang mengerjakan PR sebanyak 24 (64,86%), siswa yang tidak tuntas 10 (27,03%). Metode diskusi kelompok Dari putaran pertama ini diperoleh data yaitu siswa yang bertanya sebanyak 5 orang (14.28 %). Siswa yang berinteraksi dalam diskusi kelompk ada 19 orang (54.28 %) dan siswa yang memberikan gagasan atau pendapatnya sebanyak 7 orang (20 %). Siswa yang mengerjalan soal di buku tugas ada 24 orang (68.57 %), sis wa yang mencapai ketuntasan sebesar 42.82%. Metode LKS Pada putaran I ini keaktivan siswa sudah mulai tampak, diantaranya siswa yang bertanya sebanyak 4 orang (10%), yang menjawab pertanyaan sebanyak 3 orang (7.5%), yang berani maju ke depan sebanyak 7 orang (17.5%), yang mengerjakan soal dengan benar sebanyak 7 orang (17.5%) dan siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 7 orang (17.5%). Metode drill Hasil dari tindakan I ini adalah Pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan sebanyak 14 siswa (35,89 %), Ketrampilan siswa dalam mengerjakan soal latihan sekitar 13 siswa(33,33 %), Ketelitian siswa dalam menjawab soal latihan sekitar 9 siswa (23.08 %), Keaktifan bertanya ada 6 siswa ( 15.38 %), keaktifan dalam menjawab pertanyaan dari guru ada 11 siswa (28.21 %), mengerjakan soal latihan di depan kelas ada 4 siswa (10,26 %), mengerjakan soal latihan ada 13 siswa (33,33 %). Prestasi siswa dilihat dari ketuntasan belajar(Nilai ≥ 6) ada 22 siswa(90.45%). 2. Putaran II Putaran I dilaksanakan pada minggu kedua bulan November. a) Tindakan kelas putaran I Adapun skenario pembelajaran yang dilakukan oleh kelima peneliti yaitu : Metode inquiry Diterapkan pada kelas VIIIC yang dilakukan oleh Hema Nur Farida sebagai pengajar dan Bapak Pardiman Warid serta Priono sebagai observator. Tahap merumuskan masalah o Pada awal pembelajaran, guru bersama siswa merumuskan masalah yang akan dipecahkan/dicari, yaitu bagaimana cara mengubah SPLDV ke dalam bentuk lain serta bagaimana langkah-langkah mencari penyelesaian SPLDV dengan metode substitusi. Tahap observasi o Guru memberi contoh SPLDV dalam bentuk dan variabel yang berbeda-beda kemudian menanyakan kepada siswa apakah itu termasuk SPLDV atau bukan beserta alasanya lalu meminta siswa lain untuk menanggapi. 2y = 5x – 3 dan 10x – 7 = 2y Pertanyaan dari siswa : kebanyakan tentang mengapa itu termasuk SPLDV padahal bentuk umumnya tidak seperti itu. Siswa yang sudah tau jawabanya diminta untuk maju kedepan dan mengubahnya ke dalam persamaan umumnya (B8 dan B4). o Untuk menjelaskan istilah substitusi guru memberikan contoh kata substitusi yang sering digunakan pada pertandingan basket, yaitu substitusi pemain. Lalu siswa diminta untuk menebak arti kata substitusi dari ilustrasi tersebut. Kebanyakan siswa menjawab benar, yaitu mengganti. o Guru memberi satu contoh SPLDV kemudian diselesaikan bersama-sama siswa dengan metode substitusi. Kebanyakan pertanyaan yang muncul dari siswa adalah menanyakan langkah-langkah yang belum paham, seperti Mengapa tandanya berubah, apakah yang dicari harus x dulu, dll. Tahap menganalisis dan membuat hipotesis o Dengan melihat satu contoh yang telah diselesaikan, siswa diminta untuk menuliskan langkah-langkah menyelesaikan SPLDV menggunakan metode substitusi dengan kata-katanya sendiri. Banyak pertanyaan muncul dari siswa yaitu tentang kebenaran dari tiap langkah yang mereka susun, namun guru tidak langsung memberi tahu sampai mereka selesai mengerjakanya. Tahap mengkomunikasikan hipotesis o Guru meminta siswa untuk menuliskan langkah-langkah yang telah dibuat sendiri di papan tulis kemudian meminta siswa lan untuk menanggapi. Banyak tanggapan yang muncul dari siswa, seperti : kalau yang dicari variabel y dulu boleh?, dll o Guru menyempurnakan setiap langkah yang yang disusun oleh siswa. Tahap pengumpulan fakta o Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari sebagai jawaban dari rumusan masalah. Metode Tanya jawab Diterapkan pada kelas VIIIB yang dilakukan oleh Multi Yulia Sari sebagai pengajar dan Bapak Pardiman Warid serta Yunia Rahmawati sebagai observator. Tindakan yang dilakukan pada putaran kedua tetap menggunakan metode tanya jawab, pertama kali guru memberikan contoh tentang penyelesaian SPLDV dengan metode substitusi dan eliminasi. Kemudian guru memberikan pertanyaan-pertanyaan tentang metode substitusi dan eliminasi. Pertanyaan yang diajukan seperti : “mengapa cara yang digunakan untuk mengerjakan soal no 1 disebut metode substoitusi?”. Siswa pada umumnya masih diam, kalaupun ada yang menjawab, itu belum mengarah ke jawaban yang tepat. Kemudian guru menanyakan kembali : “apa itu arti substitusi?”. Dari pertanyaan ini sudah ada siswa yang menjawab bahwa substitusi itu adalah mengganti. Lalu guru menanyakan kembali : “kalau begitu, kenapa cara ini disebut sebagai metode substitusi?”. Demikian selanjutnya sampai ada beberapa siswa yang memberikan pendapatnya. Kemudian guru menyimpulkan jawaban yang benar dan memberikan pengertian metode subtitusi. Cara tersebut sama seperti yang digunakan untuk menjelaskan tentang metode eliminasi. Pada putaran kedua ini, kelas nampak lebih hidup. Sudah banyak siswa yang berani berpendapat (berkomentar) walaupun masih secara koor (bersama-sama). Siswa juga sudah mulai banyak bertanya, tetapi pertanyaan-pertanyaan tersebut diajukan secara pribadi (individu). Biasanya siswa bertanya saat sedang mengerjakan soal latihan dan pada saat guru sedang berjalan mengelolingi kelas untuk memantau siswa. Pertanyaan yang sering muncul masih tentang bagaimana cara mengerjakan soal tentang SPLDV. Biasanya siswa bertanya dengan kalimat: “Bu, ni gimana bu caranya?”; “Bu, dari ini digimanain lagi?”, dan sebagainya. Metode diskusi kelompok Diterapkan pada kelas VIIIE yang dilakukan oleh Bapak Agus Budi Hartono, S.Pd sebagai pengajar dan Yunia Rahmawati sebagai observator. Pada putaran kedua ini performence guru lebih baik, sesuai hasil refleksi, guru lebih menghargai pendapat siswa dan memberikan penguatakan bukan hanya kepad siswa yang berhasil tetapi juga kepada siswa yang belum berhasil. Guru bisa memberikan perhatian secara menyeluruh dan kelas juga bisa lebih aktif. Setelah menyampaikan tujuan pembelajaran, guru mengingatkan siswa untuk mencatat di buku masing-masing dan mengingatkan bahwa buku akan dikumpulkan diakhir pembelajaran. Guru membentuk kelompok sama seperti kelompok yang sebelumnya. Dalam membentuk kelompok, siswa masih saja ramai tetapi tetap bisa dikontrol oleh guru. Setelah guru membagikan lembar kerja pertama, siswa mulai berdiskusi. Diskusi pertama berlangsung kurang lebih 15 menit. Saat siswa berdiskusi, guru mulai berkeliling meberikan pengarahan kepada siswa yang kesulitan. Berbeda dengan putaran sebelumnya, sekarang siswa sudah berani bertanya kepada guru bahkan ada yang memanggil guru karena mereka ngengalami kesulitan. Kebanyakan dari pertanyaan adalah bagaimana dan mengapa. Selain kepada guru, siswa juga bertanya kepada temannya karena belum jelas saat guru memberikan bimbingan. sebagian besar siswa aktif dalam berdiskusi dan sudahm mulai menunjukkan kerjasama antar siswa dala kelompok. Setelah diskusi selesai, guru bersama-sama siswa membahas hasil diskusi. Guru membahas dengan cara bertanya kepada beberapa kelompok. jika sudah diperoleh jawaban yang sama atau bahkan beraneka ragam, guru baru memberikan kesimpulan. Keadaan kelas juga bisa lebih kondusif dari pada putaran pertama. Setelah pembahasan diskusi pertama, dilanjutkan diskusi kedua yaitu mengerjakan soal latihan. Karena waktu pembahasan diskusi pertama agak lama, diskusi kedua belangsung tanpa pembahasan. Siswa hanya mengerjakan di buku mereka masing-masing dan dikumpulkan sehingga dibahas pada pertemuan yang akan datang. Seperti putaran pertama, 10 menit sebelum bel digunakan guru untuk memberikan latihan mandiri untuk mengukur prestasi siswa. Guru menutup pelajaran dengan menyimpulkan kembali hasil belajar dan mengingatkan siswa untuk mempelajari pelajaran hari ini di rumah. Metode LKS Diterapkan pada kelas VIIIG yang dilakukan oleh Bapak Agus Budi Hartono, S.Pd sebagai pengajar dan Nina Ariesta sebagai observator. Tindakan yang dilakukan yaitu, 1. Guru membuka pelajaran 2. Guru memberi motivasi kepada siswa. 3. Guru membahas PR 4. Guru mengingatkan siswa pada materi sebelumnya 5. Guru dibantu peneliti membagikan LKS yang sudah dipersiapkan oleh peneliti. 6. Guru memberi waktu 10 menit untuk mempelajari materi dalam LKS. 7. Guru menanyakan kepada siswa, apakah ada yang mengalami kesulitan. 8. Guru Membantu siswa yang mangalami kesulitan 9. Guru menyuruh siswa untuk mengerjakan latihan pada LKS 10. Membahas latihan 11. Membuat kesimpulan dengan melibatkan siswa. 12. Memberi tugas rumah yang diambil dari LKS 13. Menutup pelajaran. Metode drill Diterapkan pada kelas VIIIF yang dilakukan oleh Bapak Agus Budi Hartono, S.Pd sebagai pengajar dan Priono sebagai observator. Pada kegiatan Inti, guru membahas tugas yang diberikan pada pertemuan lalu dengan mengumpulkan tugas semua siswa, kemudian guru meminta salah satu dari siswa untuk mempertanggungjawabkan hasinya di depan kelas, kemudian guru membuka diskusi dengan menanyakan apakah jawaban dari temannya benar, kemudian guru membahas bersama dengan siswa tugas yang dikerjakannya tadi. Setelah membahas tugas guru melanjutkan dengan menjelaskan materi pelajaran kemudian, guru memberikan contoh soal yang sesuai dengan materi dengan melibatkan secara aktif kemudian, guru memberikan soal latihan terkontrol kepada siswa, dalam memberikan latihan terkontrol guru guru melakukan bimbingan kepada siswa. Setelah selesai mengerjakan soal latihan guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa, siswa diminta untuk mengerjakan soal di depan kelas. Kemudian setelah selesai mengerjakan soal latihan terkontrol guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa yang belum jelas dan siswa pun ada yang mengajukan pertanyaan ketia guru sedang berkeliling kelas untuk memberikan bimbingan,selanjtnya guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal di depan kelas dan siswapun ada yang maju di depan kelas walaupun guru masih menyuruhnya, kemudian guru memberikan latihan mandiri yang mana latihan ini sekaligus dijadikan untuk mengetahui perkembangan prestasi siswa pada setiap tindakan. Dalam mengerjakan latihan mandiri guru menyarankan untuk dikerjakan sendiri. Hasil dari latihan mandiri dikumpulkan untuk dinilai. Apabila masih ada waktu guru membahas salah satu soal latihan mandiri dengan meminta siswa mengerjakan didepan kelas. Pada akhir pembelajaran, guru memberikan rangkuman pada akhir pelajaran dengan melibatkan secara aktif para siswa,guru memberikan tugas kepada siswa, guru memberikan arahan kepada siswa yang berkaitan dengan tugas yang diberikan. b) refleksi putaran II Metode inquiry Setelah dilakukan tindakan II, permasalahan baru yang muncul yaitu ada siswa yang disuruh untuk maju tetapi tidak mau. Terdapat peningkatan pada keaktivan siswa secara keseluruhan, siswa yang pada tindakan I tidak aktif pada tindakan II mulai aktif walaupun hanya sebatas menjawab pertanyaan. Masukan/komentar dari guru matematika yang ikut mengawasi adalah pembelajaran yang dilakukan secara prinsip sudah bagus namun ketika ada siswa yang maju yang belakang juga tetap diperhatikan. Metode tanya jawab Masih ada masalah yang timbul pada putaran kedua, yaitu siswa belum berani bertanya pada forum kelas. Selain itu dalam menjawab, siswa sering bersama-sama (koor). Untuk itu peneliti dan mitra kolaborasi melakukan perencanaan pada putaran ke III. Putaran ke-3 akan dilakukan dengan cara menugaskan siswa untuk masing-masing membuat 10 pertanyaan tentang PLDV dan SPLD sampai pada metode penyelesaian SPLDV. Selanjutnya dengan diundi, siswa diminta untuk maju ke depan kelas, kemudian membacakan salah satu pertanyaan yang dibuatnya. Pertanyaan tersebut akan dijawab dan ditanggapi oleh siswa yang lain. Metode diskusi kelompok Refleksi putaran kedua dilakuakan dengan pembimbing I dan dilakukan pada tanggal 12 November 2007. peneliti menjelaskan permasalahan yang muncul kepada pembimbing diantaranya : Siswa bertanya jika guru mendekatinya, mereka tidak berani pertanya di depan forum. Masih ada siswa yang bermain-main saat berdiskusi. Dalam menyampaikan materi guru sudah bagus dan dalam memancing siswa untuk berpendapat juga sudah baik. Refleksi kedua dengan guru matematika dilakukan pada hari kamis, tanggal 15 November 2007. permasalahan yang diputaran juga sama dengan permasalahan yang disampaikan kepada pembimbing. Untuk RPP purtan ketiga tidak mengalami revisi. Peneliti juga membicaran tentang sekenario pembelajaran untuk putaran ketiga. Metode LKS Pada refleksi II dibahas: Apa yang kurang dalam tindakan II: i. Ada Bagian LKS yang Salah. ii. Usaha guru dalam memotivasi siswa masih kurang iii. PR tidak dibahas. iv. Siswa tidak disuruh untuk mempelajari LKS terlebih dahulu, tetapi guru langsung menjelaskan materinya. Apa kelebihan dari tindakan II i. Semua siswa mengerjakan Latihan di LKS ii. Siswa yang mengerjakan benar meningkat Perencanaan Tindakan 2 : Membahas tentang langkah selanjutnya pada tindakan II. metode Metode drill Setelah melakukan tindakan I, peneliti melakukan refleksi yang berlangsung selama 15 menit antara guru matematika dengan peneliti di SMP Muhammadiyah I Surakarta. Kegiatan refleksi ini mendiskusikan hasil dari observasi kelas putaran II dan diperoleh kesepakatan bersama antara lain pemahaman siswa tentang materi yang diajrkan sudah mengalami peningkatan dibanding dengan tindakan I,dari segi ketrampilan dan ketelitian juga sudah mengalami peningkatan walaupun dari segi kuantitas masih rendah,hanya saja untuk memperbaiki atau meningkatkan kembali aspek tersebut perlu bimbingan yang lebih terhadap setiap individu. Kemudian dilihat dari aspek keaktifan siswa juga sudah mengalami peningkatan hanya saja untuk lebih meningkatkan keaktifan siswa perlu diberi motivasi yang lebih agar siswa semangat dalam menunjukkan keaktifan siswa. Hasil diskusi yang dilakukan dalam refleksi II dijadikan acuan untuk memperbaiki pada tindakan III. Pada Refleksi ini juga mnyepakati bahwa yang akan memberikan tindakan pada putaran III adalah peneliti sendiri dengan observer adalah tim peneliti. c) Evaluasi putaran II Metode inquiry Pada putaran II ini terjadi peningkatan pada keaktivan siswa secara keseluruhan, siswa yang pada tindakan I tidak aktif pada tindakan II mulai aktif walaupun hanya sebatas menjawab pertanyaan. Siswa yang bertanya sebanyak 13 orang (34.21%), yang menjawab pertanyaan sebanyak 8 orang (21.05%), yang berani maju ke depan sebanyak 10 orang (26.31%), yang mengerjakan soal sebanyak 28 orang (73.68%) dan siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 18 orang (47.36%). Metode tanya jawab Keaktifan siswa pada putaran kedua sudah mulai meningkat. Adapun indikator peningkatannya adalah sebagai berikut: siswa yang menjawab atau memberi tanggapan atas pertanyaan guru adalah sebesar 15 anak (39,7%), yang bertanya kepada guru tentang pelajaran ada 11 siswa (28,2%), mengerjakan soal-soal yang diberikan ada 92,11% (35 anak), sedangkan siswa yang mengerjakan soal didepan kelas sebanyak 7 orang (18,42%), siswa yang mengerjakan PR sebanyak 31(81,68%), siswa yang tidak tuntas 7(18,42%). Metode diskusi kelompok Pada putaran dua ini siswa sudah bisa berinteraksi dalam kelompok dan siswa juga sudah berani bertanya kepad guru. Dari putaran kedua ini diperoleh data yaitu siswa yang bertanya sebanyak 9 orang (25 %). Siswa yang berinteraksi dalam diskusi kelompk ada 26 orang (72.22 %) dan siswa yang memberikan gagasan atau pendapatnya sebanyak 17 orang (47.22 %). Siswa yang mengerjalan soal di buku tugas ada 26 orang (72.22%), siswa tang mencapai ketuntasan sebesar 61.11%. Metode LKS Pada putaran II ini terjadi peningkatan aktivitas siswa secara keseluruhan, diantaranya siswa yang bertanya sebanyak 8 orang (20%), yang menjawab pertanyaan sebanyak 8 orang (10%), yang memenuhi batas ketuntasan sebanyak 19 orang (47.5%), yang mengerjakan soal sebanyak 31 orang (77.5%) dan siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 19 orang (47.5%). Metode drill Pada putaran II ini terjadi peningkatan pada keaktivan siswa secara keseluruhan. Pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan menjadi 21 siswa (53.84 %), Ketrampilan siswa dalam mengerjakan soal latihan sekitar 19 siswa(48.72 %), Ketelitian siswa dalam menjawab soal latihan sekitar 13 siswa (33.33 %), Keaktifan bertanya ada 11 siswa ( 28.21 %), keaktifan dalam menjawab pertanyaan dari guru ada 13 siswa (33.33 %), mengerjakan soal latihan di depan kelas ada 6 siswa (15.38 %), mengerjakan soal-soal latihan ada 21 siswa ( 53.85%). Prestasi siswa dilihat dari ketuntasan belajar(Nilai ≥ 6) ada 30 siswa (81.08 %) yang mendapat nilai ≥ 6 . 3. Putaran III Putaran III dilaksanakan pada minggu kedua bulan November. a) Tindakan kelas putaran III Diterapkan di kelas VIIIC yang dilakukan oleh Hema Nur Farida sebagai pengajar dan Bapak Pardiman Warid serta Yuli Tri Wiyanto sebagai observator. Tahap merumuskan masalah o Pada awal pembelajaran, guru bersama siswa merumuskan masalah yang akan dipecahkan/dicari, yaitu bagaimana langkah-langkah mencari penyelesaian SPLDV dengan metode substitusi. Tahap observasi o Untuk menjelaskan istilah eliminasi guru memberikan contoh kata eliminasi yang sering digunakan pada sebuah audisi misalnya PILDACIL. Lalu siswa diminta untuk menebak arti kata eliminasi dari ilustrasi tersebut. Jawaban siswa bermacam-macam, ada yang mernjawab dikeluarkan, disingkirkan, dihilangkan dll, guru kemudian menjelaskan istilah yang paling tepat dalam hal ini adalah dihilangkan. o Guru memberi satu contoh SPLDV kemudian diselesaikan bersama-sama siswa dengan metode eliminasi. Kebanyakan pertanyaan yang muncul dari siswa adalah menanyakan langkah-langkah yang belum paham, seperti mengapa koefisien variabel x yang disamakan, bagaimana menyamakan koefesienya, mengapa dikalikan dengan bilangan dua, untuk menghilangkanya apakah harus dikurangkan, dsb. Tahap menganalisis dan membuat hipotesis § Dengan melihat satu contoh yang telah diselesaikan, siswa diminta untuk menuliskan langkah-langkah menyelesaikan SPLDV menggunakan metode eliminasi dengan kata-katanya sendiri. Banyak pertanyaan muncul dari siswa yaitu tentang kebenaran dari tiap langkah yang mereka susun, namun guru tidak langsung memberi tahu sampai mereka selesai mengerjakanya. Tahap mengkomunikasikan hipotesis o Guru meminta siswa untuk menuliskan langkah-langkah yang telah dibuat sendiri di papan tulis kemudian meminta siswa lan untuk menanggapi. Banyak tanggapan yang muncul dari siswa, seperti : kalau yang dihilangkan variabel y dulu boleh?, dll o Guru menyempurnakan setiap langkah yang disusun oleh siswa. Tahap pengumpulan fakta o Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari sebagai jawaban dari rumusan masalah. Metode Tanya jawab Putaran ke-3 ini diawali dengan guru menanyakan apakah siswa sudah membuat 10 pertanyaan tentang SPLDV dirumah. Sebagian siswa menjawab belum, kemudian guru menyuruh siswa yang belum membuat pertanyaan untuk membuat dulu pertanyaan tersebut. Sementara itu guru menjelaskan tentang kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Sebagian siswa nampak bersemangat untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Kemudian guru meminta salah satu siswa untuk mengundi nama-nama temannya dalam sebuah alat yang sudah dibuat. Nama yang pertama keluar adalah Anik Nuriani, disambut tepuk tangan oleh teman-temannya. Siswa tersebut maju didepan kelas dengan semangat dan tersenyum. Setelah itu, dia menuliskan soal tentang penyelesaian SPLDV dengan metode grafik, lalu guru menyuruh siswi tersebut untuk menjelaskan maksud dari pertanyaannya. Guru menawarkan kepada seluruh kelas untuk maju, tetapi tidak ada yang tunjuk jari. Untuk itu guru mengulas kembali nama-nama siswa. Keluarlah nama Ihwan Gani. Ihwan Gani maju dan mengerjakan soal yang dibuat oleh Anik dengan benar. Kegiatan tersebut diulang pada siswa-siswa lain. Tetapi setelah 2 kali pengundian, sudah ada siswa yang mengajukan diri untuk membacakan pertanyaan yang dimilikinya, serta sudah ada pula siswa yang mau menjawab pertanyaan dari temannya tanpa disuruh oleh guru. Setelah kegiatan tersebut berlangsung selama 70 menit, ada 7 siswa dengan 7 pertanyaan yang maju didepan kelas. Dua puluh menit sebelum pelajaran berakhir guru memberikan post test yang terdiri dari 3 soal, soal terakhir terdiri dari 3 subsoal. Siswa mengerjakan post test dengan serius. Guru memperbolehkan siswa untuk berdiskusi dengan teman sebangku. Saat siswa mengerjakan soal, guru juga berkeliling kelas untuk memantau kegiatan siswa. Pada saat itu masih ada sebagaian siswa yang bertanya pada guru, umumnya mereka bertanya apakah pekerjaan mereka (jawaban mereka) sudah benar?. Metode diskusi kelmpok Materi pada putaran ketiga ini adalah menyelesaikan SPLDV dengan metode eliminasi dan substitusi. Sebelum membahas materi yang baru, guru membahas tugas yang kemarin. Dalam membahas tugas guru ikut melibatkan siswa dengan meminta salah satu siswa untuk maju menuliskan jawabannya. Setelah selesai membahas tugas guru langsung membentuk kelompok sesuai kelompok kemarin. Dalam membentuk kelompok siswa masih ada yang ramai tetapi mereka bisa lebih cepat membentuk kelompok. Pada putaran ketiga ini semua siswa masuk jadi ada 39 siswa. Setelah selesai membentuk kelompok, guru membagikan lembar kerja pertama dan memberikan waktu 20 menit untuk berdiskusi. Sebelum diskusi dimulai guru menjelaskan mekanisme dari diskusi kali ini yaitu : salah seorang dari kelompok membacakan lembar kerja dan yang lainnnya mendengarkan, setelah itu mereka bisa mengerjakan karena yang dibacakan itu adalah langkah-langkah untuk mendiskusian materi. Guru juga berkeliling memberikan pengarahan kepada siswa. Seperti pada putaran kedua, pada kali ini siswa juga aktif bertanya kepada guru. Masih banyak siswa bertaya tentang cara pengerjaannya. Guru menjelaskan dari kelompok satu ke kelompok yang lain dan guru telah memberikan pengarahan yang menyeluruh kepada setiap kelompok. Bahkan guru berkeliling tidak hanya sekali karena para siswa masih banyak yang bertanya. Diskusi belangsung dengan baik dan sebagian besar siswa sudah aktif berdiskusi. Karena guru merasa sebagian siswa ada yang belum jelas maka guru membahas satu soal sebagai contoh. Siswa mengikuti penjelasan guru dengan baik. Para siswa ikut menjawab saat guru bertanya. Karena waktu diskusi sudah habis, guru meminta siswa untuk mengumpulkan lemabar diskusi dan membaha bersama-sama hasil diskusi. Dalam pembahasan hasil diskusi yang pertama guru meminta salah satu siswa untuk maju menyampaikan hasil diskusinya. Karena masih ada kesalahan, guru menjelaskan kembali dan mengajak siswa untuk aktif menjawab dengan memberikan motivasi kepada siswa. Guru memberikan cara dimana siswa yang menjawab urut dari kelompok satu dan seterusnya. Siswa yang sudah menjawab tidak boleh menjawab lagi dan harus memberikan kesempatan kepad siswa yang lain. Setelah dirasa pembahasan diskusi pertama sudah cukup, guru membagikan lembar diskusi kedua dan dikerjakan di buku masing-masin siswa. Semua soal didiskusikan oleh masing-masing kelompok tetapi hanya sebagian yang dibahas dan sebagian lagi tidak karena diambil untuk mengukur kemampuan siswa. Saat pembahasan ada siswa yang bertanya dengan spontan,” mengapa bisa seperti itu pak?’. Guru pun menjelaskan kembali sampai siswa jelas. Dalam menjelaskan ternyata guru mengalami kesalahan dan siswa pun ada yang bertanya,”apakah soalnya itu benar pak?” karena memang soal yang digunakan guru salah. Dalam membahas soal yang lainnya ternyata guru juga salah dan ternyata ada siswa yang dengan langsung membenarkan guru. Guru pun memberikan memberikan penghargaan dengan kata ‘bagus’. Diakhir pelajaran guru memberikan kesimpulan dari materi hari ini dan meminta siswa untuk mengumpulkan buku mereka.guru menutup pelajaran dengan salam. Pada putaran ketiga ini siswa lebih aktif bertanya dan sudah berani mengutarakan pendapatya tanpa ditunjuk. Sudah terjalin kerjasama yang apik antar peserta diskusi dan mereka sudah tidak canggung lagi. Metode LKS Tindakan yang dilakukan : 1. Guru membuka pelajaran 2. Guru memberi motivasi kepada siswa. 3. Guru membahas PR 4. Guru mengingatkan siswa pada materi sebelumnya 5. Guru dibantu peneliti membagikan LKS yang sudah dipersiapkan oleh peneliti. 6. Guru memberi waktu 10 menit untuk mempelajari materi dalam LKS. 7. Guru menanyakan kepada siswa, apakah ada yang mengalami kesulitan. 8. Guru Membantu siswa yang mangalami kesulitan 9. Guru menyuruh siswa untuk mengerjakan latihan pada LKS Latihan No 1 dan 2 10. Membahas latihan 11. siswa mengerjakan latihan no 3 dan 4 pada selembar kertas 12. Membuat kesimpulan dengan melibatkan siswa. 13. Memberi tugas rumah yang diambil dari LKS 14. Menutup pelajaran. Metode drill Pada kegiatan Inti, guru membahas tugas yang diberikan pada pertemuan lalu dengan mengumpulkan tugas semua siswa, kemudian guru meminta salah satu dari siswa untuk mempertanggungjawabkan hasilnya di depan kelas, kemudian guru membuka diskusi dengan menanyakan apakah jawaban dari temannya benar, kemudian guru membahas bersama dengan siswa tugas yang dikerjakannya tadi. Setelah membahas tugas guru melanjutkan dengan menjelaskan materi pelajaran kemudian, tapi sebelumnya guru memberikan materi pengait tentang materi yang lalu dengan mengingatkan kembali tentang arti dari metode substitusi, siswa langsung merespon pertanyaan dari guru yang ditawarkan kepada siswa, karena mereka kebanyakan masih ingat arti dari metode substitusi. Setelah memberikan materi pengait, guru memberikan materi yang akan diajarkan yaitui tentang menyelesaikan himpunan penyelesaian dengan metode eliminasi. Untuk menjelaskan kata eliminasi, guru menggunakan pendekatan kontekstual yang pernah siswa alami, lihat atau dengarkan. Dalam menjelaskan kata eliminasi guru mengambil contoh pada audisi AFI.Lalu siswa diminta menebak arti kata eliminasi dari ilustrasi yang diberikan guru. Setelah siswa mengetahui arti dari kata eliminasi, guru langsung membawanya ke permasalahan SPLDV. Setelah itu guru memberikan contoh soal dengan melibatkan secara aktif, kemudian guru meminta siswa untuk melanjutkan contoh soal yang belum selesai di depan kelas. Ada siswa yang langsung mau mengerjakan,sementara siswa-siswa yang lain memperhatikan temannya yang maju tadi. Setelah selesai memberikan contoh soal guru memberikan soal latihan terkontrol, awalnya guru memberikan waktu untuk mengerjakan selama 5 menit. Kemudian guru berkeliling untuk memantau jawaban siswa dan memberikan bimbingan kepada siswa yang mendapat kesulitan pada waktu mengerjakan soal latihan, disela-sela waktu guru juga memberikan kesempatan bertanya kepada siswa yang belum paham untuk mengrjakan soal.setelah waktu mengerjakan soal selesai siswa diminta untuk mengerjakan di depan kelas dan membahasnya, ternyata reaksi dari siswa langsung tunjuk jari untuk mau mengerjakan soal tersebut, lebih krusianya lagi mereka sampai berebutan untuk mengerjakan soal didepan kelas lantara ada motivasi dari guru. Dengan terbatasnya soal yang di berikan guru mengambil alternatif setiap soal dikerjakan 2 orang. Setelah siswa selesai mengerjakan soal di depan kelas, guru mencocokkan hasil yang sudah dikerjakan apakah jawabannya benar?ternyata dari 4 soal yang dikerjakan di depan kelas jawabannya benar semua, jadi guru tidak perlu membahasnya. Selnjutnya guru memberikan latihan lagi dengan memotivasi siswa dengan banyak latihan maka akan terbentuk ketrampilan, ketelitian dan pemahaman yang lebih meningkat. Kemudian guru memberikan latihan mandiri yang mana latihan ini sekaligus dijadikan untuk mengetahui perkembangan prestasi siswa pada setiap tindakan. Dalam mengerjakan soal latihan guru memberikan waktu sekitar 20 menit. Hasil dari latihan mandiri dikumpulkan untuk dinilai.. Pada akhir pembelajaran, guru memberikan rangkuman pada akhir pelajaran dengan melibatkan secara aktif para siswa, siswapun ikut dalam pembuatan rangkuman dikarenakan siswa bener-bener paham tentang materi yang telah dipelajarinya. Guru memberikan tugas kepada siswa, guru memberikan arahan kepada siswa yang berkaitan dengan tugas yang diberikan. b) Refleksi putaran II Metode inquiry Selain itu permasalaha-permasalahn yang ada pada obervasi awal, putaran I dan putaran II sudah bisa diatasi atau dikurangi, misalnya : siswa mau aktif tanpa harus ditunjuk, siswa yang dulunya enggan untuk aktif sudah mulai berani dan antusis ikut serta untuk aktif. Siswa yang pada saat tindakan II disuruh maju tidak mau pada tindakan III sudah berani untuk mengerjakan di depan kelas. Masukan/komentar dari guru matematika yang ikut mengawasi adalah pembelajaran yang dilakukan secara prinsip sudah bagus namun terlalu cepat. Metode tanya jawab Hasil refleksi putaran III adalah tindakan III ini jauh lebih baik dari pada tindakan I dan II, siswa lebih bersemangat dari pada tindakan sebelumnya. Karena dirasa putaran ke tiga telah memberikan hasil yang bagus dan keaktivan siswa terus meningkat, maka peneliti mengakhiri pada putaran ketiga. Penampilan guru pun sudah bagus dan sesuai dengan instrument yang telah dibuat. Metode diskusi kelompok Karena dirasa putaran ke tiga telah memberikan hasil yang bagus dan keaktivan siswa terus meningkat, maka peneliti mengakhiri pada putaran ketiga. Penampilan guru pun sudah bagus dan sesuai dengan instrument yang telah dibuat. Metode LKS Hasil refleksi putaran III adalah tindakan III ini jauh lebih baik dari pada tindakan I dan II, siswa lebih bersemangat dari pada tindakan sebelumnya. Karena dirasa putaran ke tiga telah memberikan hasil yang bagus dan keaktivan siswa terus meningkat, maka peneliti mengakhiri pada putaran ketiga. Penampilan guru pun sudah bagus dan sesuai dengan instrument yang telah dibuat. Metode drill Karena dirasa putaran ke tiga telah memberikan hasil yang bagus dan keaktivan siswa terus meningkat, maka peneliti mengakhiri pada putaran ketiga. Penampilan guru pun sudah bagus dan sesuai dengan instrument yang telah dibuat. c) Evaluasi putaran III Metode inquiry Setelah dilakukan tindakan yang ketiga ini peningkatan keaktivan yang terjadi pada siswa cukup memuaskan. Data keaktivan yang diperoleh yaitu, siswa yang bertanya sebanyak 14 anak (36.84%), yang menjawab pertanyaan sebanyak 24 anak (63.15%), yang berani maju sebanyak 15 anak (39.47%), yang mengerjakan soal sebanyak 36 anak (94.73%) dan siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 28 orang (73.68%). Metode tanya jawab Pada putaran ke-3 (putaran terakhir) diperoleh hasil sebagai berikut, siswa yang menjawab atau memberi tanggapan atas pertanyaan guru adalah sebesar 18 anak (47,36%), yang bertanya kepada guru tentang pelajaran ada 16 siswa (42,1%), mengerjakan soal-soal yang diberikan ada 35 anak(92,11%), sedangkan siswa yang mengerjakan soal didepan kelas sebanyak 10 orang (36,8%), siswa yang mengerjakan PR sebanyak 35 anak (92,11%), siswa yang tidak tuntas 3 anak (7,89%). Metode diskusi kelompok Dari putaran ketiga ini diperoleh data yaitu siswa yang bertanya sebanyak 16 orang (41.03 %). Siswa yang berinteraksi dalam diskusi kelompk ada 33 orang (84.62 %) dan siswa yang memberikan gagasan atau pendapatnya sebanyak 23 orang (58.97 %). Siswa yang mengerjalan soal di buku tugas ada 30 orang (76.92 %), siswa yang mencapai ketuntasan sebesar 66.67%. Metode LKS Setelah dilakukan tindakan yang ketiga ini peningkatan keaktivan yang terjadi pada siswa cukup memuaskan. Data keaktivan yang diperoleh yaitu, siswa yang bertanya sebanyak 10 anak (25%), yang menjawab pertanyaan sebanyak 15 anak (37.5%), yang memenuhi batas ketuntasan sebanyak 25 (62.5%), yang mengerjakan soal sebanyak 36 anak (90%) siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 25 orang (63.5%). Metode drill Pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan sebanyak 31 siswa (79.87 %), Ketrampilan siswa dalam mengerjakan soal latihan sekitar 27 siswa(69.23 %), Ketelitian siswa dalam menjawab soal latihan sekitar 19 siswa (48.72 %), Keaktifan bertanya ada 19 siswa ( 48.72 %), keaktifan dalam menjawab pertanyaan dari guru ada 21 siswa (53.85 %), mengerjakan soal latihan di depan kelas ada 9 siswa (23.08 %), mengerjakan soal-soal latihan ada 37 siswa ( 94.87 %). Prestasi siswa dilihat dari ketuntasan belajar (Nilai ≥ 6) ada 35 siswa (92.11 %) yang mendapat nilai ≥ 6 . Evaluasi Akhir Dari keseluruhan tindakan I, II dan III yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penerapan improving learning pada pembelajaran matematika dapan meningkatkan keaktivan serta prestasi belajar siswa. Hal tersebut dapat diamati dari penyajian grafik-grafik berikut ini : Grafik peningkatan keaktivan dan prestasi siswa dalam belajar dengan metode inquiry Grafik peningkatan keaktivan dan prestasi siswa dalam belajar dengan metode tanya jawab Grafik peningkatan keaktivan dan prestasi siswa dalam belajar dengan metode diskusi kelompok s Grafik peningkatan keaktivan dan prestasi siswa dalam belajar dengan metode LKS Grafik peningkatan keaktivan dan prestasi siswa dalam belajar dengan metode drill

Tidak ada komentar: